Kepercayaan Publik terhadap DPR di Titik Nadir
Penulis : Khaerudin | Minggu, 30 Desember 2012 | 18:53 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepercayaan publik terhadap wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat sepanjang tahun 2012 berada di titik nadir. Perilaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat semakin jauh dari kesan kesederhanaan, jauh dari motivasi mengabdi pada rakyat, malas bersidang dan doyan pelesiran ke luar negeri.
Demikian diungkapkan Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang di Jakarta, Minggu (30/12/2012). Formappi mengevaluasi kinerja DPR selama setahun terakhir dengan fokus pada tiga fungsi utama lembaga ini, yakni legislasi, pengawasan dan anggaran.
Menurut Sebastian, dari fungsi legislasi, DPR mendapat sorotan tajam karena produktivitasnya rendah. "Mereka malas bersidang dan lebih doyan pelesiran ke luar negeri dengan alasan studi banding. Padahal dari 53 kali studi banding ke luar negeri, hanya tiga yang terkait dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang menjadi prioritas pada tahun ini yakni, industri pertahanan, pangan dan penangan konflik sosial," kata Sebastian.
Fungsi pengawasan yang dilakukan DPR menurut Sebastian juga tidak efektif. "DPR tahun ini sering bentuk panitia kerja, tapi hasilnya tidak jelas. Diduga pembentukan panitia kerja ini hanya untuk menaikkan posisi tawar dengan mitra kerja dari pemerintah," ujarnya.
Dari sisi fungsi anggaran, Sebastian mengatakan, fungsi ini malah menjadi lahan subur korupsi. "Peluang permainan anggaran sangat terbuka di DPR. Lihat saja kasus-kasus yang selama ini menyeret anggota DPR menjadi tersangka di KPK," ujarnya.
Anda sedang membaca artikel tentang
Kepercayaan Publik terhadap DPR di Titik Nadir
Dengan url
http://asmaracun.blogspot.com/2012/12/kepercayaan-publik-terhadap-dpr-di.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kepercayaan Publik terhadap DPR di Titik Nadir
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kepercayaan Publik terhadap DPR di Titik Nadir
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar