BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan rapat terbatas pada Minggu (23/2/2013) sore ini di kediamannya di Cikeas, Bogor. Dalam rapat itu, Presiden menyampaikan kepada menteri dan staf khusus agar bisa membedakan tugas Presiden sebagai kepala pemerintahan dan sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Staf Khusus Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, mengatakan, dalam pertemuan itu hadir seluruh staf khusus dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto. "Presiden ingin dapat menjelaskan ke publik tentang komitmen pentingnya untuk tetap fokus di pemerintahan, di samping saat yang bersamaan membenahi Partai Demokrat selaku Majelis Tinggi," ujar Daniel usai melakukan rapat dengan Presiden di Puri Cikeas, Minggu sore.
Daniel menuturkan Presiden juga memberikan arahan kepada para pembantunya untuk memberikan garis tegas antara tugas kepartaian dan tugas pemerintahan. Presiden pun memberikan latar belakang alasan arahan itu disampaikan. "Pada dasarnya Presiden memberikan background dan arahan ke kami. Tidak ada urgensi khusus, ini agar staf khusus dan lingkungan Kepresidenan paham bilamana Presiden bertindak sebagai kepala negara atau bilamana Presiden berlaku sebagai Ketua Majelis Tinggi," ucap Daniel.
Dengan pemahaman itu, lanjut Daniel, para pembantu Presiden bisa mendapatkan gambaran yang utuh dan jelas dalam rangka meningkatkan kinerja. "Semua disampaikan oleh Presiden dengan harapan pembantunya fokus dan bekerja dengan penuh disiplin untuk membantu," katanya.
Presiden SBY dalam rentang waktu tiga pekan ini memang kerap direpotkan dengan urusan Partai Demokrat. Saat elektabilitas Partai Demokrat anjlok, SBY pun langsung mengambil wewenang Anas Urbaningrim sebagai ketua umum saat itu. Presiden menyatakan bahwa dirinya akan tetap fokus mengurusi pemerintahan. Waktu untuk partai, disebutnya, hanya pada hari Sabtu dan Minggu. Hal ini juga berlaku bagi para menteri yang juga petinggi partai politik agar roda kepemerintahan tidak terganggu.
Namun, berasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) periode Februari 2013, publik malah khawatir SBY sibuk mengurusi partai daripada tugas pemerintahan. Setidaknya 67,33 persen publik percaya keputusan SBY turun tangan membuat dia terjebak pada urusan partai dan melupakan urusan rakyat. Hanya 32,67 persen publik yang percaya pengambilalihan komando Demokrat oleh SBY tidak akan menggangu kinerjanya sebagai presiden.
Editor :
Egidius Patnistik
Anda sedang membaca artikel tentang
Presiden Minta Pembantunya Pahami Tugas Kepartaiannya
Dengan url
http://asmaracun.blogspot.com/2013/02/presiden-minta-pembantunya-pahami-tugas.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Presiden Minta Pembantunya Pahami Tugas Kepartaiannya
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Presiden Minta Pembantunya Pahami Tugas Kepartaiannya
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar