Sukses di Solo, Trilogi Terakhir Opera Jawa "Selendang Merah" Dipentaskan di Jakarta

Written By Kompdub on Minggu, 14 April 2013 | 19.38


Jakarta - Setelah sukses dipentaskan di Teater Besar, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada 7 April 2013, akhir kisah dari trilogi Opera Jawa berjudul Selendang Merah karya Garin Nugroho yang didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya dipentaskan lagi di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 13-14 April 2013.


“Kesuksesan pertunjukan perdananya di Solo membuktikan konsistensi Garin Nugroho dalam menghasilkan karya yang berkualitas kembali membuahkan hasil. Ini pertunjukan yang sangat kuat dari segi artistik, musik, alur cerita, dan tema yang disuguhkan. ‘Selendang Merah’ akan menjadi alternatif tontonan yang tidak biasa,” tutur Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation di Jakarta, Sabtu (13/4).


Pertunjukan yang digelar di Teater Besar ISI Surakarta beberapa waktu lalu itu berhasil menyedot penonton dari kalangan mahasiswa, masyarakat, budayawan, seniman, hingga para ekspatriat.


Tiket untuk mahasiswa dan kelas satu terjual habis dan kelas VIP dan VVIP terjual sekitar 80 persen. Hal tersebut membuktikan bahwa animo masyarakat di Solo sangat baik untuk menerima hasil karya seni pertunjukan yang berkualitas.


“Menurut saya, Selendang Merah itu merupakan cerita terakhir dari trilogi Opera Jawa yang lebih kuat dan matang dari dua pertunjukan sebelumnya," ujar Djaduk Ferianto, aktor, seniman, budayawan yang juga pendiri kelompok musik Kua Etnika, seusai menonton pertunjukan tersebut.


Ia menilai, proses kreatif dari pertunjukan ini lebih dewasa dan mendalam. Djaduk sendiri mengakui suka dengan bagian terakhir dari opera Jawa ini. “Saya suka di ending. Saya seperti diingatkan tentang sifat manusia yang sebenarnya. Jujur saya sedikit tertohok menontonnya. Pencapainya dari segi artistik secara visual sangat bagus. Saya yakin para fotografer merasa dimanjakan selama pertunjukan," tambahnya.


Belum lagi ramuan musik karya Panggah yang dinilainya sangat kuat, efisien dan tepat. "Ini memang cara penyampaian Garin yang lebih fokus pada esensi, banyak makna, dan tidak alphabet. Bagi saya, ini adalah prosa lewat tubuh dan visual,” imbuhnya.


Selain mengolah cerita, Garin juga cukup piawai dalam mencari pemain-pemain yang cocok untuk setiap pertunjukannya, tak terkecuali pada Opera Jawa: Selendang Merah ini.


"Setelah melihat sambutan penonton di Solo kemarin, saya senang dan puas melihat mereka bisa menikmati hasil karya saya ini. Saya sangat berterimakasih atas semua dukungan yang diberikan untuk pertunjukan ini. Bagi saya, yang penting semua penonton menikmati pertunjukannya," tutupnya.


Anda sedang membaca artikel tentang

Sukses di Solo, Trilogi Terakhir Opera Jawa "Selendang Merah" Dipentaskan di Jakarta

Dengan url

http://asmaracun.blogspot.com/2013/04/sukses-di-solo-trilogi-terakhir-opera.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sukses di Solo, Trilogi Terakhir Opera Jawa "Selendang Merah" Dipentaskan di Jakarta

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sukses di Solo, Trilogi Terakhir Opera Jawa "Selendang Merah" Dipentaskan di Jakarta

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger