Jakarta - Maraknya aksi korupsi yang dilakukan sebagian pejabat, membuat masyarakat Indonesia geram. Hal itu juga dirasakan Bona Paputungan yang selama ini dikenal sebagai musisi yang kritis dalam menciptakan karya berisikan kritik sosial.
Kegeraman Bona atas perilaku korupsi para pejabat tersebut dituangkan dalam album barunya, Koruptor-Koruptor Kakap.
"Album ini adalah salah satu bentuk konsistensi saya untuk menghadirkan lagu-lagu yang berisi kritik sosial," terang Bona belum lama ini.
Dikatakan penyanyi yang terkenal lewat lagu Andai Ku Gayus Tambunan ini, sebenarnya banyak produser yang menawarinya rekaman lagu-lagu bertema cinta. Namun, ia menolaknya. Bona menganggap lebih pantas menyanyi lagu-lagu bertema sosial.
"Wajahku kan seram. Kayaknya enggak pantas menyanyi lagu cinta. Biarlah orang lain saja yang menyanyi lagu cinta, Bona Paputungan menyanyi lagu bertema kritik sosial. Seperti album ini yang mengingatkan tentang bahaya akibat kejahatan sosial seperti korupsi," ungkap Bona.
Di álbum baru ini, Bona dibantu Digo DZ yang merupakan mantan gitaris Iwan Fals dan Hardjuno Wiwoho dari aliansi Hidupkan Masyarakat Sejahtera (HMS) yang konsen terhadap kasus korupsi di Indonesia.
Hardjuno mengungkapkan, album Bona Paputungan ini dapat dijadikan pengingat pemerintahan baru nanti. Untuk selalu berjuang memberantas korupsi yang semakin lama semakin marak di Indonesia.
"Album ini bisa dijadikan penyemangat bagi para penegak hukum seperti KPK dan polisi untuk tidak bosan-bosannya memberantas korupsi. Jadi dengan lagu ini masyarakat bisa mengawal pemerintahan nanti dengan cara yang elegan
yakni lewat karya. Karena menurut saya musik bisa jadi bahan yang bagus untuk mengingatkan semua komponen bangsa ini untuk terus memberantas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme di negeri ini," tutur Hardjuno.
Album Koruptor-Koruptor Kakap berisikan 11 lagu dengan single andalan, Terjerat Hutang Abadi. Lagu ini menyoroti kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang selama ini berjalan ditempat.
