Jasad Bocah Sempat Ditahan RS demi Pelunasan Biaya
Penulis : Imanuel More | Sabtu, 23 Februari 2013 | 17:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Pemulangan jenazah anak seorang pemulung yang meninggal di RS Budi Asih, Jakarta Timur, sempat tertahan. Penyebabnya, menurut kerabat keluarga, rumah sakit menghendaki pelunasan biaya perawatan sebelum jasad dipulangkan.
"Nama anaknya Wawan, usia 11 tahun, meninggal kemarin (Jumat, 22/2) siang jam 2," kata Rendi, pendamping anak-anak pemulung dari Sanggar Biru Langit, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/2/2013).
Rendi menjelaskan, Wawan adalah putra keluarga pemulung yang menetap di permukiman pemulung di daerah Kober, Kebagusan I, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Setelah Wawan dinyatakan meninggal dunia, petugas rumah sakit milik pemerintah itu melarang keluarga untuk memulangkan jenazah. Petugas meminta keluarga pemulung melunasi biaya perawatan sebesar Rp 8,8 juta terlebih dahulu. Alhasil, pemulangan jenazah sempat tertahan hingga malam hari.
"Itu pun setelah dikumpulkan uang jaminan sebesar Rp 600.000 ditambah jaminan SIM milik Pak Kasim (kerabat almarhum)," kata Rendi.
Ia menjelaskan, jaminan SIM baru akan diambil bila seluruh biaya perawatan telah dilunasi. Sementara itu, jenazah Wawan, baru dipulangkan pada Jumat (22/2/2013) pukul 21.00 WIB. Ia langsung dibawa ke kampung halaman orangtuanya di Indramayu, Jawa Barat. "Setelah diizinkan, kami cari ambulans murah untuk membawa jenazah ke Indramayu. Akhirnya, kami dapat ambulans dan bayar biaya Rp 900.000," kata Rendi.
Ia menerangkan tidak mengetahui secara pasti apakah jenazah sudah dikebumikan. Namun, para kerabat keluarga telah berkumpul di kediaman keluarga pemulung di Kebagusan untuk membicarakan pelunasan biaya rumah sakit.